Wednesday, September 07, 2005

Cinta, Makna dan Puisi

(time: 20050907; 07:45)
Selamat Pagi Dunia...
Sepagi ini udah ngeblogh??? so what gito loh.. heheheh
sok abg banget seehh..

Oceh.. report of the day...
Beberapa hari ini... gw lagi senang memeluk roommate gw,
Jreng, jreng berpola aneh, di + suara yang tidak keluar dengan indah.
moga moga nggak mengganggu tetangga ku.
hihihi... secara hari udah malem + suara genjrengan aneh gitu.

Di antara kumpulan syair dan kord itu... (gw khan maen gitar harus dengan melihat kord)
terselip beberapa cerita atau tulisan
nah.. judul di atas merupakan salah satu tulisan yang terdapat di buku yang gw pinjam.
Mohon ijin (meskipun tanpa pemberitahuan) dari Toilet Magazine
(PT. Etnix Indo Mud) untuk memuat tulisan yang bagi gw cukup berarti ini.
Bukan kah ilmu itu buat di bagi.
Btw.. tulisan ini dari Toilet Magazine edisi XI/03,
harga 5000 (P.Jawa) 5500 (Luar P. Jawa). hee... harganya juga di ketik ???


***Copy Document.... start...

Cinta, Makna dan Puisi

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat kuucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu

       Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
       Dengan isyarat yang tak sempat di sampaikan
       Awan kepda hujan yang menjadikannya tiada


Sapardi Djoko Damono, dalam puisi Aku Inginnya, berkata kepada kita tentang cinta yang sederhana. Sederhana, Yap, itulah kuncinya. Sebab hanya kesederhanaanlah cinta menjadi begitu indah. Lantas seperti apa mencintai dengan sederhana itu?
Tentu saja seperti kata penulisnya, Dengan kata yang tak sempat kuucapkan dan Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan. Maksudnya ?
Kita bisa menuliskan beribu-ribu kata cinta, menjadikannya puisi, syair,atau bahkan lagu. Tapi Semua itu belum cukup untuk menyentuh hakikat cinta. Sebab kata kata tidak selamanya bisa mencerminkan makna. Sebab dengan cara apapun kita berusaha mendefinisikan 'cinta' dalam kata kata tidak akan memadai, karena kata kata tidak menyampaikan makna sebenarnya. Kata-kata hanyalah simbol yang mewakili sesuatu dan bukan sesuatu itu sendiri.
Barangkali karena itulah selalu lahir puisi, syair dan lagu-lagu baru bertema cinta. Sebab, ya itu tadi, baik puisi, syair ataupun lagu hanya beriskan kata-kata yang tidak selamanya bisa merefleksikan cinta. Dan kehausan kita akan hakikat cinta pun tak pernah terpenuhi.
Sebab kebanyakan kita menulis puisi, syair ataupun lagu-lagu cinta hanya berdasarkan asumsi indra semata. tentang wajah yang cantik, mata yang sipit, ups, sorry, maksudnya lentikatau bahkan rambut yang kemilau. So, bagaimana mungkin memahami cinta hanya dengan indra sementara cinta itu sendiri begitu abstrak dan terkadang berdiri di luar pemahaman logika ?
Lalu... bagaimana memahami cinta ?
Selamilah cinta dengan nafsu, maka kamu tidak akan pernah sampai ke dasarnya.
Selamilah cinta dengan logika, maka kamu akan mendapati dirimu seperti ikan yang linglung di samudera.
Lalu Selamilah cinta dengan kedalaman rasa, maka kamu akan sampai ke dasarnya dan menemukan mutiaranya.

So, seperti kata Sapardi Djoko Darmono, kenapa kita tidak mencintai dengan rasa yang sederhana, melalui kedalaman rasa ? barangkali karena itu pula seorang bijak pernah berkata, "Bahkan cinta tak memerlukan kata..."


bagaimana mungkin memahami cinta hanya dengan indra sementara cinta itu sendiri begitu abstrak dan terkadang berdiri di luar wilayah pemahaman logika?



...Done...Document copied***

Uhh.. capek juga tak tik tuk..
tapi lumayan buat di baca baca :)

Pizz

007

2 Comments:

At 8/9/05 08:54, Blogger Sweet ANgel said...

ohinimaksudnya.... iya lalu hubungannya apa?

 
At 9/9/05 04:14, Blogger Semut 007 said...

cinta bukan hanya lewat perkataan, tapi juga tindakan..
contohnya hug. hug.. hug....
hehehehe

 

Post a Comment

<< Home